Tuesday, August 28, 2007

Menyajikan Berita di Surat Kabar dan Majalah

Redaksi SJP
Semua orang bisa menjadi reporter. Lho, kok?
Gak percaya, coba kamu lihat, seorang anak TK pun bisa menjadi reporter dengan melaporkan kepada Bapak atau Ibunya tentang apa yang terjadi di sekolahnya.

Tentunya beda dong, antara "reportase" diatas dengan reportase di surat kabar?
"Reportase" diatas atau "reportase" pribadi dapat dilakukan dengan sebebas-bebasnya yaitu bisa lewat omongan, atau tertulis (buku harian, surat). Nah, sementara di surat kabar pada hakikatnya berisi tentang reportase, laporan, informasi, atau berita yang dibuat oleh wartawannya. Wartawan surat kabar inilah yang disebut sebagai reporter atau koresponden.

Secara umum, peristiwa layak dijadikan sebuah berita jika mengandung unsur-unsur sebagai berikut: Significance (penting), Magnitude (besaran), Timeliness (kebaruan), Proximity (kedekatan), Prominience (ketermukaan), Human Interest (sentuhan manusiawi).
Itulah beberapa gelas ukur untuk menimbang layak tidaknya sebuah berita ditampilkan dikoran. Setelah menemukan berita yang baik, barulah kita memikirkan bentuk beritanya. Sebenarnya masih banyak yang harus kami berikan mengenai dasar jurnalistik, namun karena adanya keterbatasan kami redaksi SJP.

Ada TEORI ada juga PRAKTEK. Untuk itu bila ingin lebih lengkap bisa kamu peroleh bila ada pelatihan. Atau kamu bisa belajar privat. Semoga bermanfaat.

No comments: